Sabtu, 23 Mei 2009


Suatu ketika, aku berjalan menelusuri sebuah kota, kota yang akupun tak tahu dan tak pernah tahu sebelumnya. aku hanya merasakan bahwa langkah kakiku terus berjalan menelusuri tiap lorong, yang kemudian muncul di sebuah padang rumput yang luas, seluas mata memandang. tak ada tanda kehidupan makhluk selain akuk seorang diri. Ketakutan menyusup ke dalam tiap pori-poriku yang kemudian membuat bulu kudukku merinding...
Aku pun mencoba memandangi sekelilingku, namun lorong-lorong yang tadinya ku laluipun hilang seketika. Aku merasakan diriku berada dalam hamparan rumput hijau yang sangat luas, tak tahu harus ke mana. Galau, gelisah, takut, kini semua telah bercampur aduk.
Aku hanya bisa terduduk dan diam, diam dalam penantian yang tak pasti apa yang kunantikan. Bermacam bayangan kini mulai datang menghantui, bayangan-bayangan halus berwarna hitam silih berganti, lalu lalang di dalam pikiranku.
Aku terus dalam keadaan bimbang dan terdiam, ku pejamkan mataku, berharap agar semua bayangan itu hilang. Namun ketika mataku ku buka lagi, pemandangan rumput hijau yang luas kini telah berubah menjadi taman bunga yangat indah.... Innnndaaaaaaahhh sekali... Tak bisa ku gambarkan keindahannya. Perasaan yang tadinya menghantui, berubah seketika. sejuk, damai, tenang. Aku melihat banyak orang yang sedang bercanda bersama keluarga, teman, kenalan dan lain-lain. tidak ada kesedihan di wajah-wajah mereka. Yang ada hanya kebahagiaan, keceriaan, ketenangan.
Tiba-tiba sesosok yang sangat kukenal berlalu di hadapanku. Sangat jelas bahwa wajah itu tak asing bagiku, namun aku lupa siapa dia. Aku terus berpikir keras untuk mengetahui siapa dia. Dialah satu-satunya orang yang wajahnya tak asing di taman itu bagiku. Aku mengikutinya, dan ia tak mengetahuinya. Ia sedang berbahagia menikmati taman bersama seorang wanita yang tak kukenal.
Dengan mengintai, berjingkak, sesekali bersembunyi, aku mengikutinya. Dan ketika ia berbalik, aku terperanjat, terkejut tak percaya. yah, aku tak percaya, itu wajah yang setiap hari bersamaku, wajah yang tak pernah lepas dari diriku siang dan malam, wajah yang ku lihat ketika aku bercermin, yah, itu Aku. Apa yang Aku lakukan di taman ini. Aku belum mengerti. Sekarang ada keberanianku untuk menyapanya. Ku coba mendekatinya dengan perlahan, dengan hati-hati bermaksud agar tidak mengejutkannya. Semeter lagi aku berada di belakangnya, aku memegang pundaknya dan.... aneh, Aku tak bisa menyentuhnya. Aku heran...
Aku hanya diam terpaku melihatnya dalam kebahagiaan bersama seorang gadis. sayup-sayup kudengar perbincangan diriku bersama gadis yang berada di sampingnya.

"Sweety.." kataku (bayanganku) pada gadis itu, aku terperanjat. siapa dia yang di panggil Sweety.
"Bagaimana perasaan kamu setelah pernikahan kita?." hah... istriku, gadis yang di panggil Sweety ternyata Istriku.
"Aduh, Bocah... ya jelas senanglah, apa lagi kita udah punya BABY, Ma kasih ya Bocah". Hah, panggilan itu... panggilan Bocah itu... sepertinya tak asing juga bagiku. Akupun brusaha untuk mengingatnya, terus berusaha dan berusaha.. sampai kulihat seorang anak kecil yang berumuran sekitar 3 tahunan berlari ke arah mereka berdua (aku dan Sweety, istriku).
"Abi... Abi, Hamca balu aja dali maen bi, maen ama cucing, ada banyak cucing di cini bii.." Hamzah,
Aku bingung, aku bingung melihat keadaan ini, keadaan nama, sebutan-sebutan yang tidak asing, namun orang-orang selain diriku itu sangat asing,
Tiba-tiba kurasakan ada benda yang dingin mengguncang-guncangkan kakiku, terasa dingin... dan perlahan bayanganku bersama Sweety (istriku), Hamzah(BABYku)memudar dalam pandanganku, dan samar ku dengar suara seorang pria yang sangat kukenal menyapaku.
"Wan...Wan... Bangun Wan... Udah Subuh tu, ente belum Sholat.."
"eeeeee..."
Wah, Cuma mimpi.
Sweety....?
Hamzah..?
Thank's to You....

Tidak ada komentar: