Kamis, 08 April 2010

Puisi, Sang Pemberi Tugas

Iseng-Iseng, kemaren ane buka FB via Ponsel.... trus... baca status baru2 teman-teman FB-er.. pas dapat satu yang unik, status seorang puiser (hehehehe)... wah... ane jadi kepancing tuk balas rangkaian kata sastranya. mulanya ane nggak gerti maksud dan isi dari puisinya, namun... sedikit demi sedikit... mulailah aku tambah nggak faham (hehehehehe...) *pokoknya nggak faham-faham dah*.. nah trus ane coba untuk komen dengan puisi juga... yang (hehehehehe) ane sendiri ngga' ngerti... nyambung apa kaga' ma puisinya... so... berlanjut deh balas-balas puisi...
nah... karena susunan puisi yang kami buat asyik (menurut ane....)... ane posting deh di sni... itung-itung buat ngeupdate postingan, soalnya ni... ane dapat tugas dari seseorang tuk ngeupdate blog lagi... namun ternyata... Sodara-Sodara, ada yang unik lagi.. ane jadi penasaran dengan identitas dari sang "Manusia Bugis" itu tu... yang berbalas puisi ma ane, ane buka infonya di halaman info FBnya, eh... ada email yang ane kenal.... dan ternyata pemilik puisi itu adalah.... yang ngasi tugas buat ngeupdate blog...


ni dia puisi Kami...

Manusia Bugis "Dia masih kerap mengganggumu...! Biarkan diammu menegaskan jenak kusam dalam bias-bias jenggala. Di padang mana dia kini berpijak, usah! Jangan peduli lagi pada sesungging senyum yang kerap dilemparkannya. Atau, kisah-kisah usang yang kerap diceritakannya. Tak usah peduli, karena kau punya kisah sendiri!" Manusia bugis__

Wawan Abdullah Fattah
sekeras batu menahan tetesan air hjan yang lembut, jua kan berlubang.. meninggalkan tetesannya tuk pertahankan keutuhan adalah yag terbaik....

Manusia Bugis
ya! Seperti rimba yang kehilangan tuan pada suatu malam. Maka dengarkan rintihan angin yang menyapamu dalm bimbang. Aku melihatnya menyemai sebilah belati, ia ingin membunuh bulan! Manusia Bugis!

Wawan Abdullah Fattah
bulan tak kan menghindar, keindahannya akan menghalau murka.. kesejukan malam kan meghilangkan amarah.. meski kelamnya malam tak terbaca.. diamnya bukan berarti tak mau menyapa..

Manusia Bugis
Hentikan menyebut kata sifat...! Jika, tak ada tafsir dari kitab-kitab weda, atau kitab samawi yang disematkan pada suatu hari, jika memburu ketika, maka pandanglah wajah Tuhan pada bias-bias butir-butir putihnya. Angkasa...! Manusia bugis"

Wawan Abdullah Fattah
semua akn pudar, sifatpun kan memudar.. keindahan yang bertahan.. meski memacu secepat ingatan yang terlupa, namun bias kan terbekas, meski hanya sebatas...